Terbang ke Medan, Kepala Dinas PPKB Hadiri Rangkaian Acara Harganas 2022
Tulang bawang Barat (db) – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Nurmansyah, SE., M.M. bersama jajaran menghadiri Dialog dan Apresiasi Program Bangga Kencana sebagai rangkaian acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2022 yang dipusatkan di Kota Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (6/7).
Acara diawali oleh sambutan Walikota Medan Bobby Nasution, S.E., M.M. yang menyambut baik digelarnya acara puncak peringatan Harganas Tahun 2022 di Kota Medan. Dalam sambutannya, Bobby menyampaikan bahwa dalam rangka penurunan angka stunting di Kota Medan, pihaknya pada tahun 2022 ini telah membuat 15 program dan 16 kegiatan serta 29 sub kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi oleh sepuluh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan total anggaran mencapai 198 miliar rupiah.
“Oleh karena itu, kegiatan Harganas di Kota Medan pada hari ini menjadi motivasi bagi kami untuk menurunkan angka stunting. Penurunan angka stunting itu juga penting dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi dampak jangka panjang yang dapat merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak dan juga mempengaruhi perkembangan otak, sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara H. Musa Rajekshah, S.Sos., M.Hum. menyampaikan terima kasih kepada Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) yang telah menunjuk Kota Medan sebagai tuan rumah.
“Semoga dengan pelaksanaan acara hari ini menjadikan bahan untuk pengetahuan kita, wawasan kita dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab untuk masyarakat kita menuju Indonesia Emas dan keluarga yang bahagia,” ujar Musa.
Selanjutnya acara dibuka secara resmi oleh Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). Hasto mengatakan bahwa stunting memang menjadi ancaman bagi kualitas generasi muda Indonesia. Ia merinci, saat ini generasi muda Indonesia sebanyak 24,4 persen mengalami stunting, 9,8 persen memiliki memtal disorder, 5 persen Napza dan 1 persen autisme.
“Hampir empat puluh persen generasi muda kita kurang optimal. Kalau kita bisa menurunkan angka stunting, kita bisa mengurangi faktor pemberat SDM. Oleh karena itu, kualitas SDM ini juga menjadi penting,” tambahnya.*