Mudah Mengkritik, Tapi Tak Pernah Memberi Solusi: Cermin Diri untuk Tubaba
Minggu 3/8/2029

Tulang Bawang Barat (db) – Di tengah upaya pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) membangun daerah dengan segala keterbatasan dan tantangan, selalu saja muncul suara-suara yang keras mengkritik, namun sayangnya tak pernah menawarkan jalan keluar. Kritik adalah bagian penting dalam demokrasi. Tapi kritik tanpa kontribusi hanyalah kebisingan, bukan kemajuan.
Mengkritik dari luar sistem pemerintahan itu mudah. Duduk di kafe, berselancar di media sosial, atau menerbitkan rilis tanpa fakta lengkap, tidak membutuhkan komitmen, tanggung jawab, dan kerja keras. Tetapi membangun sistem, mengambil keputusan dalam kondisi darurat, dan mengupayakan pemerintahan tetap berjalan—itu yang membutuhkan keberanian dan integritas.
Ketika pemerintah mengambil langkah cepat menunjuk pejabat agar desa tetap berjalan, mereka ribut soal etika. Tapi ketika desa kosong dan masyarakat tidak bisa dilayani, merekalah yang pertama kali bersuara lantang menyalahkan pemerintah. Di mana mereka saat daerah kekurangan SDM? Di mana mereka saat desa-desa membutuhkan pembinaan? Apakah mereka turun langsung membantu? Apakah mereka mengirim kader terbaiknya untuk membangun dari bawah?
Kritik memang penting, tapi kontribusi jauh lebih penting. Jangan hanya hadir saat ingin menjatuhkan atau menciptakan gaduh politik. Datanglah ke desa-desa, lihat bagaimana perangkat tiyuh berjuang dengan anggaran terbatas, dengan SDM yang terbatas pula. Lalu bandingkan, apakah yang mereka kritik sebanding dengan solusi yang pernah mereka tawarkan?
Tubaba tidak butuh pengamat yang hanya bisa menunjuk kelemahan, tapi butuh pejuang lapangan yang mau membangun bersama. Pemerintah bukan anti-kritik, tapi kami menolak kritik yang tidak jujur—yang dibalut kepentingan politik atau sekadar cari panggung.
Mari kita bangun Tubaba bukan dengan celaan, tapi dengan kerja nyata. Jika tidak bisa menjadi bagian dari solusi, setidaknya jangan jadi penghalang bagi yang sedang bekerja.