Kudus

Drama Panjang Pasar Saerah

 

Kudus, Delikbuana.com– Sosialisasi penempatan pedagang Rabu (17 Desember 2025) ibaratnya tinggal menunggu“gunting pita”pertanda akan diresmikannya  pasar sayur dan buah-buahan (lebih dominan sayur-mayur) di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus untuk kedua kalinya. Sekaligus memukul telak oknum  pemalak yang selama ini justru sebagai biang keladi gerakan penolakan pedagang untuk pindah dari komplek seputar Pasar Bitingan ke Pasar Saerah. Mereka bakal kehilangan sumber penghasilan, yang selama bertahun tahun dinikmati dengan aman.

Diduga, rata-rata pemalak yang terdiri dari banyak oknum ini, setiap malamnya menerima“uang keamanan, uang rokok, uang parkir, uang kebersihan/sampah, uang lain lain  sekitar  Rp 5 juta.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus, Djati Solechah memastikan seluruh pedagang sayuran Bitingan bakal pindah ke Pasar Saerah, karena sudah datang dan mendaftarkan diri ke manajemen Pasar Saerah.

Hal itu diperkuat dengan penjelasan pelaksana tugas Pasar Saerah Fais yang ditemui awak media secara terpisah.“Kami tengah membangun tempat parkir di belakang/selatan dan pembenahan ringan. Ada sekitar 1100 pedagang yang telah mendaftar dan yang dinyatakan lolos verifikasi 520 pedagang,” tuturnya.

Menurut Djati Solechah, pemindahan para pedagang sayuran tersebut memang tidak bisa “ditawar-tawar “ lagi, karena lokasi lapak pedagang yang dulu dikenal sebagai pusat perbelanjaan Matahari, dipastikan akan dibangun untuk perluasan  rumah sakit umum daerah (RSUD) Loekomonohadi dengan berbagai fasilitas yang lebih lengkap , modern  dan terkoneksi satu sama lain.

Sebenarnya, Pasar Saerah sudah diresmikan  Bupati Kudus , Hartopo pada 12 September 2023. Namun sampai dengan lengser per 23 September 2023, hingga Penjabat Bupati Bergas Catursari Penangguan ( 24 September 2023- 10 Januari 2024), Penjabat Muhammad Hasan Chabibie (10 Januari 2024 – 6 Januari 2025), Pelaksana Harian  Revlisianto Subekti ( 6 Januari 2025 – 12 Januari 2025), Penjabat Herda Helmijaya (12 Januari 2025- 20 Februari 2025) dan Bupati Kudus Samani Intakoris– Wakil Bupati Kudus Belinda yang “baru” dilantik per 20 Februari 2025, Pasar Saerah belum pernah dihuni pedagang. Berbagai macam alasan yang diungkapkan  para pedagang, kenapa mereka tidak mau pindah.

Sebagian besar pedagang tersebut berjualan di luar pagar Pasar Bitingan. Menempati trotoar dan  sebagian ruas jalan raya. Semakin  tahun jumlah pedagang bertambah banyak. Begitu pula jenis dagangannya juga semakin beragam, yang umumnya didatangkan langsung dari Bandungan (Ambarawa Kabupaten Semarang), Magelang, Temanggung, Cepogo (Boyolali). Bahkan khusus untuk gori/nangka dipasok dari Lampung. Sedang konsumennya tidak hanya  terbatas pada warga Kota Kretek saja. Melainkan juga berdatangan dari seputar perbatasan Pati, Jepara, Demak dan Grobogan.

Keberadaan  mereka memang terbukti mampu menggerakan roda ekonomi dengan perputaran uang ratusan juta rupiah  setiap malam. Na mun di sisi lain, berdampak pada kemacetan lalulintas hingga lingkungan berubah kumuh. Oleh karena itu, kali pertama pada tahun 2021 ketika Kepala Dinas Perdagangan Sudiharti  meminta seluruh pedagang sayur dan buah pindah  ke Pasar Baru di  seputar Wergu Wetan, Namun gagal terlaksana, pedagang ogah pindah.

Kemudian menjelang akhir tahun 2022,  Bupati Kudus Hartopo juga meminta  pasar  sayur dan buah pindah ke  seputar Pasar Hewan Gulang Jalan Lingkar Timur. Namun mendadak  permintaan itu dianulir, karena memang dalam banyak  hal  “tidak masuk akal”, jika dipindah ke sana. Lalu pada 27 Januari 2023,  Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Djatmiko Muhadi  memutuskan  pedagang sayur dan buah dipindah menyatu dengan  Pasar barang dan bekas (Babe) serta pasar burung di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati. Bahkan  pihak Dinas Perdaganangan sudah mempersiapkan lapak darurat.  Namun lagi-lagi upaya  ini gagal lagi.

Di sela sela kegagalan untuk memindahkan pedagang sayur tersebut, munculah PT Prakarsa Graha Pangan (PGP) yang mengajukan proposal, pemaparan atas  hasil kajian di hadapan pejabat  di Kudus. Utamanya Dinas Perdagangan dan hasilnya  direstui- diijinkan, sehingga  PT  milik  “wong asli kudus” ini menggelontorkan  dana segar sekitar  Rp 20 miliar untuk membangun Pasar Saerah di atas lahan milik perusahaan.

Dan menurut “Bos” PT PGP, Muhammad Helmy, Selasa ( 18 Maret 2025),  Pasar Saerah yang juga diproyeksikan sebagai pasar percontohan terbagi menjadi BloA, Blok B dan Blok C yang masing masing blok terdiri sejumlah kios berukuran 3x 3 meter. Ditambah Blok D1- D6 (berupa lapak dengan ukuran 2 x 2 meter). Antara Blok A-B-C dipisahkan ruas jalan selebar 10 meter. Sementara ruas pemisah di D 1- D6 selebar lima meter“Jadi totalnya 108 kios dan 259 lapak. Masing masing kios kami fasilitasi listrik 900 watt. Sementara untuk lapak setiap enam meter kami berikan juga penerangan,” tambah Helmy.

Lalu tempat parkir mobil penumpang dan mobil barang(truk) yang cukup luas , serta berkapasitas tampung cukup banyak. Bahkan untuk mengantisipasi adanya genangan air/pelanggan banjir- sebagai akibat letak geografisnya, komplek Pasar Saerah juga dibangun banyak “sumur-sumur” resapan. Sehingga tidak mengganggu operasional dan aktivitas para pedagang. Tentunya yang tidak kalah penting kesediaan  pihak manajemen menyediakan  ruang pendingin. Untuk mengantisipasi  efek  dari aneka jenis  sayur dan buah-buahan yang tertunda penjualannya dan berpotensi  busuk, sehingga tidak laku  dijual. “ Pasar Saerah juga kami proyeksikan sebagai pasar induk- tempat kulakan aneka jenis sayuran dan buah-buahan terbesar dan terbaik di Jawa Tengah. “Selain itu Pasar Saerah kami kemas sebagai pasar yang terjaga kebersihannya. Nyaman. Tertib dan bebas pungli” tegasnya. Namun di saat Pasar Saerah akan ditempati para pedagang, kedudukan Helmy digantikan dengan “bos baru”, Fais. (Rikha/Red)

Related Articles

Back to top button